Knob switch hand made pelengkap JDM style



Pelengkap JDM Style & Rally Look’ 10: KNOP SWITCH HAND MADE



Mungkin bagi modiflover sudah tak asing lagi dengan istilah knop switch atau engine cut off alias switch pengaman. Pertama muncul marak diaplikasi di mobil dragrace atau mobil fashion aliran rally look.

Sejatinya perangkat ini dijadikan sebagai pemutus dan penghubung arus listrik yang terkait dengan system penunjang mesin. Untuk menghidupkan ekstra fan, fuel pump dan spot light.





Seiring dengan perkembangan modif motor yang kian variatif, knop switch inipun diaplikasi di motor bergaya elegan, sebagai pengganti kunci kontak, pengoperasi head lamp dll. Pokoknya yang berhubungan dengan penyambung-pemutus arus listrik.

Maraknya pemakaian perangkat ini pun dimanfaatkan oleh pengusaha variasi untuk memproduksinya masal. Tapi harganya juga agak mahal. Untuk membelinya selalu banyak pertimbangan, sebab harganya hampir sebanding dengan harga master variasi di level yang bagus.
 
PROSESNYA
Sediakan lebih dulu knop switch, untuk membelinya eceran bisa samperin gerai variasi mobil. Satu biji dibandrol Rp. 50 ribu merk nya LTJUDI Liguang Switch. Tersedia warna merah, biru, kuning dan putih. Sedang untuk lampu indikatornya yang besar 1 biji dijual Rp. 15 ribuan dan yang kecil Rp. 5 ribuan.

Kemudian, sediakan almu dengan bidang 5 cm x 10 cm, untuk ketebalannya tambah tebal lebih bagus dan manfaatkan sebagai panelnya. Untuk mendapat posisi knop switch yang ideal sket dan ukur lebih dulu dengan penggaris, agar jarak knop switch lebih ideal.

Kemudian lubangi dengan bor, sesuai dengan pilihan letak knop switch atau lampu indikator yang telah tersedia. “Untuk instalasi kabelnya tinggal ngikut orsi bawaan motor dan cukup simpel. Sebab, hanya tersedia dua kabel positif dan negatif, ”

KETERANGAN
2 Knop switch jadi     : Rp. 130 ribu
3 Knop switch jadi     : Rp. 175 ribu    
4 Knop switch jadi     : Rp. 250 ribu

Salah Kaprah Pakai Piston Jenong, Malah Merugikan!


 
Buat apa piston jenong kalau pakai piston flat tapi kompresi sudah ketemu 
Banyak sekali yang salah kaprah menggunakan piston sejenong-jenongnya. Sampai ruang bakar penuh dengan jenongan piston. Ini akibat salah pengertian.

Karena menggunakan piston sangat jenong sekali, ruang bakar jadi sempit. Celahnya sangat sedikit. Dipastikan rasio kompresi di atas 20 : 1.

Ada anggapan makin besar kompresi, makin enak tenaganya. Padahal kalau kompresi kelewat besar, tidak ada bahan bakar yang pas. Bensol atau fuel racing paling tinggi 14 : 1 atau bahkan 15 : 1.

Kalau kompresi di atas 16 : 1, bisa seperti mesin diesel, tidak perlu api busi mesin akan hidup. Tapi, bahan bakar harus diinjeksikan ketika piston sedang naik.

Kalau di mesin bensin biasa, kompresi ketinggian bikin pecah piston. Power yang dihasilkan dipastikan juga jadi kecil. Bukannya besar karena akan menimbulkan gejala ngelitik dan detonasi.

Itulah pentingnya ukur rasio kompresi. Supaya tidak salah kaprah. Main ikut-ikutan tapi tidak tahu fungsi atau penggunaan piston jenong sama saja salah kaprah.

Rasio kompresi tergantung dari penggunaan bahan bakar. “Pertamax Plus maksimal 12,5 : 1. Bensol maksimal 14 : 1,” jelas Tomy Huang, bos BRT yang balap menggunakan bahan bakar Shell yang punya oktan setara Pertamax Plus dengan maksimal kompresi 12,5 : 1.


 
Bubut lubang pen biar ringan. Piston flat lebih ringan, putaran mesin jadi enteng
Jadi, pada intinya jangan asal caplok piston jenong kalau tidak ukur kompresinya. “Kalau pakai piston biasa tapi kompresi yang dimau sudah dapat, ngapain pakai yang jenong,” betul tidak??? :D

Menggunakan piston jenong sebenarnya merugikan. Karena dengan bentuk yang jenong akan bikin berat piston. Dengan begitu, putaran mesin jadi terbebani. Juga bikin berat rpm mesin.

Andai rasio kompresi yang dimau sudah ketemu menggunakan piston flat, Piston yang datar bikin enteng putaran mesin. Rpm mesin cepat naiknya.

Bahkan banyak mekanik balap yang bikin enteng piston. Selain mengurangi jenongnya, juga pen piston dipilih yang ringan. Kalau bisa aplikasi pen piston tipis supaya lebih ringan.

Kalaupun terpaksa menggunakan pen piston yang besar atau berat, banyak yang dibubut lubangnya. Tapi, jangan terlalu banyak ngebubutnya takut putus pen pistonnya.. wkwkwkwkkwk kayak pacaran aja putus nyambung...

Makanya zaman sekarang muncul piston forging. Piston yang bisa dibikin tipis supaya ringan namun kuat Tentunya ini akan bikin ringan putaran mesin dan hemat pemakaian bahan bakar.

Jadi, intinya buat apa piston jenong kalau pakai piston flat namun kompresi yang dimau sudah ketemu...
:D

Trik Atasi Motor Bore Up Haus Oli


Beberapa trik mengatasi motor bore up haus oli ,Mulai dari menggunakan boring tebal, memperhatikan celah piston dan boring, juga menjaga jarak gap ring piston. Itu saja cukup? tentu saja belum.hayiuukk dilanjudd...

Rasio Kompresi


Banyak yang salah pengertian. Rasio kompresi motor bore up dibuat sangat tinggi. Padahal kalau dipakai untuk harian agar awet maksimal 12 : 1.

Kasih tahu mekanik dibuat maksimal untuk harian kalau bisa 11 : 1. Mengingat kondisi bahan bakar lokal yang oktannya rendah. Kalau 12,5 : 1 saja harus menggunakan Pertamax Plus.

Kecuali kalau memang buat balap, bisa tinggi sampai 13,5 : 1. Itu juga masih tergantung dari bahan bakar yang digunakan. Harus diisi dengan racing fuel atau bensol.



Oli Menentukan

Oli atau pelumas harus dipilih yang tahan menguap. Biasanya yang punya kekentalan lebih tinggi. Misalnya SAE 20 atau SAE 15. Karena semakin encer identik dengan mudah menguap.

Menurut saran dari kebanyakan mekanik, menggunakan pelumas yang punya base oli dari minyak bumi saja. Sebab oli sintetik yang bagus, biasanya juga dibanderol dengan harga lumayan mahal.

Jadi, buat apa menggunakan pelumas sintetik murah. Sebab hitungan ekonominya sebenarnya tidak ada pelumas sintetik yang murah.


Pasang Nafas Oli

Lelaku bore up sudah dipastikan akan menggunakan piston yang lebih besar dari standar. Ini berakibat tekanan di ruang crankcase lebih tinggi.

Efeknya bukan saja cepat panas, akibat tekanan yang tinggi bikin bocor kompresi. Untuk itu harus pasang lubang nafas oli. Kalaupun sudah ada lubang nafas oli dari pabrik, dikhawatirkan masih kurang besar.

Pasang nafas oli di tutup klep. Biasanya dijual pagoda atau tutup klep yang sudah ada lubangnya. Tinggal disambung slang. Atau pasang nafas oli dari tutup lubang pengisian oli disambung slang juga.


Selimut Mesin Dan Sepuyer

Di mator harian atau standar, macam motor matik dari pabrik dilengkapi selimut mesin yang fungsinya untuk aliran udara dari kipas magnet. Jangan dilepas alias harus tetap dipasang. Supaya kalau jalan macet atau jalan pelan tetap ada hembusan udara. Apalagi mesin matik tertutup cover bodi.

Seting spuyer yang pas. Jangan kelewat irit berakibat mesin panas. Bisa dilihat dari warna kepala busi keputihan. Atau jangan kelewat banyak bensin yang berakibat banyak kerak bikin mesin tidak bertenaga. Spuyer pas cirinya pada kepala busi merah bata...

Yamaha Crypton Pake Head JupiterZ



Ganti satu set rantai keteng!
Buat dongkrak kapasitas silinder Yamaha Crypton lebih besar, tidak sedikit tunner mengandalkan blok dan head silinder JupiterZ. Meski  banyak kelebihan diusung., tapi, tetap ada penyesuaian.

Bicara penyesuaian, itu belakangan ya. Lebih baik bicara keuntungan atau kelebihan aplikasi part JupiterZ ke Crypton lebih dahulu. “Pakai blok silinder Jupiter, bore up bisa besar,” 
.

 

Iya! Jarak baut empat dengan linner agak lebih lebar. Jadi, boring pun masih bisa disesaki piston lebih besar lagi. Pastinya, lonjakan power akan lebih besar.

Kelebihan lain yang diberikan, ketika aplikasi kepala silinder JupiterZ itu sendiri. bagian head Jupiter memiliki logam yang cukup tebal lapisannya. Jadi, memungkinkan ditunner lebih besar ketimbang blok
Crypton.

Terutama bagian exhaust. ‘Daging’ JupiterZ lebih tebal dari
Crypton. “Buat dibikin lebih besar lagi, jadi enggak perlu khawatir, masih memungkinkan,”

Beda dengan head
Crypton ketika dimakan bor tunner untuk memperbesar lubang exhaust. terkadang head jadi bolong atau bocor karena daging yang diambil terlalu besar.

Bicara penyesuaian nih! Ketika aplikasi head dan blok Jupiter, rantai keteng juga harus diganti pakai tipe sama. Ya! Pakai rantai keteng set si Jupie-Z!

Tapi harus ditebus satu set! Gigi sentrik bawah, dijual sekitar Rp 120 ribuan. Buat melepasnya, harus menggunakan tracker. Sedang gigi sentrik atas, dipsangi banderol Rp 29 ribu. Lalu, rantai ketengnya sendiri dijual Rp 56 ribu....

ga terlalu mahal kan???:D

Ganti Knalpot Matik? Pilih Yang Perut Besar Pembuangan Kecil


Standar knalpot matik, perutnya besar dan ujung pembuangannya kecil. Desain begitu,  turbulensinya kuat. Tarikan matik sejak awal lebih enteng. Kompresi di ruang bakar, dibantu tekanan balik knalpot ini. Mudah memancing di air keruh. Maksudnya, reaksi tenaga awal lebih mantap, Bro! Umur komponen  panjang.

Sengaja pabrik mendasainnya begitu. Tak perlu teriak seperti kesetanan alias rpm tinggi, untuk menggerakkan CVT. “Seperti model meniup kuat-kuat. Pipi jadi tembem, tapi tiupannya lebih tajam. Arus baliknya pasti besar, kagak kempott ky nenek2, wkwkwkwk...

pissss, kembali lagi ke tengtop:D

Jika ingin knalpot racing harian, beli knalpot yang modelnya tidak jauh dari  standar. Cari, knalpot racing yang prinsip modelnya sama. Tenaga akan melambung, tapi tanpa menghilangkan reaksi tenaga awal. Mudah dihandling.

Jika terlalu free flow alias dari perut knalpot sampai ujung lubang nyaris sama besar, jelas punya kerugian. Butuh meraung-raung dulu alias rpm besar, skubek baru bergerak. Tadinya 1.000 rpm telah jalan, kini dia atas itu. Berarti, jam hidup komponen lebih singkat. Beda kalau di balap, knalpot seperti itu yang dibutuhkan. Ngoooong..., seperti menggonggong...
(ky si betty punya tetangga gw,hahahahaha)

Cara kerja knalpot racing yang bagus, akan memberikan daya balik ke ruang bakar. “Tabungnya berfungsi mengolah udara buang sekitar 30-40 persen...

Ya, iyalah. Pembuangan seperti ditahan. Tidak langsung dilepas. Pusaran di perutnya yang buncit itu, akan kembali berputar ke ruang bakar membantu piston turun-naik. Makanya, “Cari knalpot yang mirip desain standar....



 Jangan lupa, sempurnakan lewat karburator setelah ganti knalpot (kiri). Pilih diameter pas sesuai kapasitas mesin (kanan).

Pilihan Diameter Pipa

Knalpot racing harian, bisa pertimbangkan diameter pipanya. Besar kecilnya pipa, harus sesuai kapasitas mesin. “Untuk matik kapasitas standar, bisa pilih ukuran pipa yang lebih kecil. Diameter dalam sekitar 22 milimeter. Sementara, diameter luar sekitar 1 inci...

Berbeda dengan pemakaian yang memang diproyeksikan untuk balap. Atau mesin yang sudah berkapasitas besar yang telah dibore-up.

Model free flow yang pas untuknya berdiameter besar dan bertingkat. Maksudnya dari leher, perut dan silincer bertingkat diameternya. Itu untuk balap. “Kalau harian kan lebih pada sebatas penampilan, tapi gak salah juga kalau tetap bertenaga...
heheew :D

Beda Pen Stroke Bebek dan Skubek...


 Kiri milik bebek, jalur oli dari bandul kruk as menuju laher bambu. Kanan milik skubek, jalur oli dari samping
Untuk meningkatkan volume silinder, bisa ditempuh dengan cara stroke up. Cara paling instan menggunakan pen stroke yang sudah banyak tersedia di pasaran.

Menggunakan pen stroke dirasa paling aman dan murah. Lebih aman karena tidak merusak kruk as. Dibilang lebih murah karena ongkos pasangnya, juga tidak mahal, hemadd bebb :)
 




Enaknya lagi, pen stroke tidak hanya tersedia untuk skubek alias matik. Tersedia
juga untuk bebek yang modifable macam Yamaha Jupiter series, MX dan Suzuki Satria F150.

Namun kadang karena kepepet banyakyang coba menerapkan pen stroke skubek di bebek. “Sebab pen stroke skubek lebih banyak pilihan ukuran...

Namun antara pen stroke skubek dan bebek ada perbedaan loohh :D 
Yaitu pada lubang jalur oli...

Kalau di bebek, lubang jalur oli dari bandul kruk as. Sehingga jalur oli dari bandul kruk as menuju laher bambu di setang piston.Sedangkan di skubek tidak begitu. Lubang oli dari sisi samping pin stroke. 
Pelumas masuk dari samping pin dan mengalir menuju laher bambu...
 
Berbeda jika skubek menggunakan pin stroke bebek. Bisa dilakukan. Cara- nya setang piston dibikin seperti 2-tak. Pada pantat setang piston dibuatkan lubang oli tambahan...
gimana, sudah paham bedanya kan??? :D

Waspada, Ada Modus Baru Pencurian Helm

Waspada!
Ada modus baru pencurian helm. Bila sebelumnya si pencoleng langsung ngembat helm utuh, tapi sekarang enggak lagi. Cuman ngambil busa daleman helmnya. Seperti pernah dialami bikerwati ini....

“Kejadiannya saat sedang parkir di salah satu mall. Helmnya sih masih utuh karena dicantol, tapi dalaman atau bagian busa yang ilang dari helmnya,” ungkap yolla yang tinggal di kawasan Perumnas Blora.

Ngeselin kan? Korban harus pulang pakai helm yang gak ada busanya. Itu belum apa-apa, malesnya dimana mesti mencari spare part helm tersebut dan berapa harganya???



 

Hanya melekat dengan kancing model klip

Produk TKI. tersedia untuk beberapa tipe

Busa bagian pelindung saja yang dijual
 
Tinggal Tarik
Hal yang sama sebenarnya juga bisa terjadi pada pemakai helm lainnya. Itu karena bagian tersebut (busa, red), hanya ditempel menggunakan kancing model klip. "Jadi tinggal tarik, lepas sudah bagian busa pelingdung telinga pada helm,"

Nah untuk pemilik helm yang apes seperti yolla, enggak usah terlalu kuatir. Pasalnya produsen helm lokal, sekarang juga jualan spare part dari pelindung kepala itu. Salah satu part yang dijual adalah busa helm (terutama bagian samping alias pelindung telinga).

“Pada produk DMI yang terdiri atas merek NHK, GM, VOG, MAZ dan MIX, bagian busanya sudah tersedia. Dengan harga yang cukup terjangkau, kisarannya Rp 35.000-65.000,"


Walau sempat susah nyari bagian busa, namun banyaknya permintaan yang membuat PT Tara Kusuma Indah (TKI), kini menyediakan part busa pengganti. Oh ya, TKI itu pabrikan helm lokal dengan brand KYT, INK, MDS dan DMC.

“Tapi enggak semua merek dan tipe helm yang busa penggantinya tersedia. Namun demikian, ketersediaannya dalam ukuran helm M, L dan XL," kata Agus Hermawan, pemilik toko www.juraganhelm.com

Saat ini busa pengganti yang tersedia di tempat Agus, untuk produk-produk model half face. Di antaranya bawaan KYT 2Vision & DJ Maru, INK Transformer & CX22. Sementara untuk model full face, baru tersedia untuk model INK CBR600.

Soal harga, masing-masing tipe ternyata berbeda. Misal busa 2Vision, dibanderol seharga Rp 45 ribu/set. Kalau model DJ Maru dan CX22, siapkan dana Rp 50 ribu. Model Transformer dan CBR600, masing-masing dipatok Rp 50 dan 75 ribu.

Tak hanya helm lokal saja yang busa bagian pelindung kupingnya bisa diganti. Pada produk impor, bagian tersebut juga bisa diganti. "Tapi enggak selalu ready stock. Biasanya pesan dulu 1 mingguan, barang baru tersedia,"

Post from my iPhone 3G®
powered by afmmuliajayaracing24

minerva kayak vibrator?? ganti kruk-asnya aja :D


Diamater kiri dan kanan beda, jadi tak balance




Salah satu varian terlaris dari jajaran produk PT Minerva Motor Indonesia (MMI), R150. Apalagi generasi pertama yang bodinya mirip Honda CBR 150R. Sangat mudah ditemukan di jalanan.

Namun sayang banyak yang mengeluh soal kenyamanannya, yaitu soal getaran yang menjalar hingga setang dan seluruh bodi. Efeknya pengendara akan merasa cepat lelah. Kenapa dan bagaimana menanggulanginya?

Menurut hasil penyusuran kepala afm bengkel racing, salah satu sumber utama berasal dari kruk as.





Bagian kanan berdiameter 112 mm (kiri). Yang kiri 103 mm, ada beda 9 mm (kanan).

“Bandul kruk as kanan dan kiri punya diameter dan bobot beda, sehingga tak bisa balance,”
Efeknya tentu saja membuat mesin bergetar, sehingga bikin tak nyaman dan sulit meraih putaran tinggi.

Sibotak  memperlihatkan langsung, jika pen big end dan setang piston dilepas lalu dijejerkan memang beda. Kalau diukur pakai sigmat, bagian kanan punya diameter 112 mm, sedang kiri hanya 103 mm. Walah beda 9 mm, wajar jika timbul goyangan.

Lalu gimana menghilangkan chatter itu?
“Kruk as mesti diganti, paling enak pakai milik Honda Mega Pro,” Mengapa pilih milik sport 160 cc dari Honda?



Paling gampang ganti pakai milik Mega Pro, bebas getar dan torsi naik. Tapi kalau mau lebih puas bisa pilih punya Tiger, dijamin jadi ganas
Alasan pertama pemasangan mudah karena basis mesin memang mirip. Kedua langkah piston tetap sama 49,5 mm, ketiga tentu saja balance, keempat punya bobot lebih berat sehingga torsi dijamin meningkat.

Pemasangannya? Perlu ada beberapa penyesuaian sih. Pertama jika tak mau repot setang piston mesti tetap pakai milik R150, karena bawaan Mega Pro lebih panjang 2 mm. Jika tak diganti posisi piston akan melebihi bibir blok. Mesti menambah paking atau memapas piston.

“Kedua, as sebelah kiri tempat bertenggernya magnet mesti dibubut sedikit lebih tirus, biar pas dengan magnet, Lainnya tetap pakai bawaan motor....

Mau sekalian upgrade performa lebih dasyat???

Sekalian pakai kruk as Tiger. Sehingga stroke jadi 62,2 mm. Pasangannya sekalian pasang piston Tiger. Sehingga volume jadi 196 cc. Pastinya selain getaran hilang, tenaga jauh meningkat.

Tertarik? silahkan bawa dana sekitar Rp 2 juta jika pakai Tiger. Jika pakai milik Mega Pro hanya sekitar Rp 1 juta.

Oke deh, berangkat…
weleh welehh :D

Lumasi Puli Skutik, Lebih Licin Lebih Lancar

Lancarnya sistem transmisi tentu membuat pengendaraan semakin nyaman. Tak hanya itu, konsumsi bahan bakar pun lebih optimal, karena hambatan tenaga dari mesin ke roda berkurang. Pada skutik ada beberapa bagian di transmisi CVT-nya yang perlu mendapat perawatan.

Terutama di bagian-bagian yang bergesekan seperti pada puli-puli dan belt. Tetapi ada lagi bagian yang di dalamnya terdapat peranti yang bergesekan dan memerlukan pelumas di bagian tersebut. Seperti di bagian slider di puli.

"Perawatannya dengan memberikan grease di bagian yang bergerak"




Bagian ini ada di balik kopling ganda alias ada pada puli sekunder. Slider ini akan bergeser pada daya sentrifugal tertentu, sehingga belt akan bergeser dan membuat rasio yang berubah untuk memberikan percepatan berbeda pada roda belakang.

Setelah dibuka, mulai dari rumah kopling dan kopling gandanya, akan tampak beberapa bagian, mulai puli, per CVT dan kopling gandanya (gbr.1). Setelah bagian itu terlepas semua, kemudian copot penutup slider dengan cara mengungkitnya (gbr.2).

Kemudian, copot pen pengunci menggunakan tang (gbr.3), lantas dilanjutkan dengan  Setelah terlepas bagian tersebut dicuci dulu, menggunakan bensin atau cairan lain yang mampu merontokkan grease lawasnya (gbr.4).




Setelah bersih dan dikeringkan, pasang kembali pen pada kedua bagian puli tadi (gbr.5). Dilanjutkan dengan mengoleskan grease di celah yang ada, masukkan cukup grease ke dalamnya, lalu coba gerakkan bagian tersebut hingga terasa lancar (gbr.6). Terakhir pasang kembali penutup slider dengan menekannya masuk.

Nah, rangkai kembali bagian-bagian ini sehingga terpasang rapi kembali. Dengan grease baru, hambatan gerak pun jadi berkurang, bagian-bagian yang bergesekan pun akan lebih awet, karena greasenya lebih bersih...

Sensasi Balap Suzuki Axelo



/Suzuki Shogun Axelo memang kental nuansa balap, dari generasi ke generasi nama Shogun kental dengan image bebek kencang di ajang balap underbone nasional!

Tak heran bila akhirnya PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), ATPM Suzuki di Indonesia mengajak konsumen merasakan sensasi balap bersama Suzuki Shogun Axelo dalam sebuah "fun race".

Mengusung tema Axelo in Motion, gelaran fun race ini berlokasi di Taman Harapan Indah, Bekasi (30/1). Pelataran parkir diubah layaknya sirkuit pasar senggol dengan beberapa tikungan menantang.

Lebih dari 120 starter ikut ambil bagian. Tapi, karena namanya fun race, starter disini bukan seorang pembalap. Mereka adalah masyarakat umum yang ingin merasakan performa Suzuki Axelo.

“Para peserta bukan pembalap dan kebanyakan berasal dari wilayah Jabotabek,” terang Widjang Djendrawan, Chief Planner Marketing 2W PT SIS.




Sedang pembalap hanya boleh turun di kelas eksebisi. Beberapa pembalap Motoprix dan Indoprix yang dikontrak Suzuki pada tahun 2011 ikut memeriahkan acara.

Salah satunya Oki Ristan pembalap asal Tasikmalaya yang tahun ini turun di ajang IndoPrix memperkuat tim Suzuki AHRS.

“Dalam acara ini kita juga sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat susunan pembalap Suzuki di tahun 2011,” tambah Widjang.

Hasil Lomba
1 / 85 / Andri / Bekasi
2 / 16 / Febri / Jakarta
3 / 32 / Budi.S / Bekasi
4 / 42 / Adi M.S / Jakarta
5 / 83 / Adli / Jakarta

Bikin Penonjok Keteng Universal

Namanya ide bisa, pasti bisa datang dari mana saja,  itu seperti yang terjadi pada mekanik kite, sibotak dari goa manggir, xixixixii

“Awalnya salah satu konsumen yang kebetulan pakai Suzuki Shogun, mengeluh soal berisik di bagian keteng. Hal sama juga terjadi pada mereka yang pakai Honda Tiger, Yamaha vixion, KLX 150 dan lain-lain.  Itu akibat dari tensionernya sudah enggak berfungsi secara normal...



Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Nah berbekal keluhan dari konsumennya, tanpa basa-basi si botak membongkar dalaman tensioner standar motor konsumennya. Setelah dibedah, dalaman dari tensioner standar ternyata berisi per model pelat (ada juga yang pakai per halus) plus penonjok dan setelan model ulir (gbr.1).

Dari hasil bongkaran yang dilakukan, lalu diambil kesimpulan bahwa sistem pegas yang menggunakan pelat atau per halus (gbr.2) dan setelan penonjok model ulir jadi pemicu kurang maksimalnya fungsi perangkat tersebut (gbr.3).

“Memang pada saat disetel ulang, keteng enggak berisik. Namun setelah beberapa saat pemakaian, keteng bisa kendur dan bernyanyi lagi,”


Gbr 5

Gbr 6

Supaya tensioner berfungsi maksimal, maka perangkat tersebut di desain ulang . Di bagian per, yang standarnya model pelat atau per halus diganti model kasar (gbr.4). Sementara di bagian penonjok, dipakai model yang bergerigi (gbr.5).

“Dengan penggantian part-part tersebut, diharapkan saat mesin nyala, fungsi tensioner tidak berubah. Walau setelah cukup lama terkena getaran dari keteng.

 Sementara bila rantainya yang kendur, penonjok keteng baru akan berfungsi saat mesin dalam kondisi mati,”   Meski desain dalamannya berubah, namun sisi luarnya enggak berubah. Itu karena masih memanfaatkan rumah tansioner bawaan motor (gbr.6).

Tertarik??? silahkan datang ke AFM bengkel racing, hohohoo padune pormosiii :D

Pilihan Stage Untuk Upgrade Head Silinder SpX & kharisma 125

Bagi penyuka kecepatan, pembenahan kepala si­lin­der Honda Supra X 125 atau Karisma 125 jadi solusi menyenangkan. Pilihan atau stage rombakan bisa sesuai kebutuhan.
“Mau ekstrem, pakai klep mobil atau sekadar upgrade pakai klep motor lain,” 

Tentu stage modifikasi sangat bergantung budget yang dikeluarkan. Semakin tinggi stage, biaya juga lebih besar.
“Rombakan klep mobil atau stage 3 menuntut pengerjaan lebih banyak pula,” 

 

Las Dan Cor
Upgrade kepala silinder harus pas. Tak boleh terlalu ekstrem tapi jangan nanggung. Makanya rombakan head sangat bergantung dari kapasitas silinder. Semisal volume silinder tak lebih dari 150 cc, sebaiknya gunakan klep inlet dan exhaust dari Suzuki Shogun yang berdiameter 25,5 (in) dan 21,5 mm (ex).

Berbanding lurus dengan itu, bila ‘modif’ mesin sudah di atas 200 cc, silakan pakai klep besar seperti Toyota Camry yang berdiameter 33 mm (in) dan 29 mm (ex). Atau seri ‘EE’ berdiameter 31 mm (in) dan 25,5 mm (ex). Harap diperhatikan proses pengerjaannya agar hasil presisi.

Material bos klep juga menentukan harga

Pilihan klep besar sesuai kebutuhan
Untuk alasan itu, kepala mekanik Afm memberi tips seputar kepala silinder Karisma. Posisi klep yang berseberangan (crossed-type), mewajibkan penggeseran lubang klep dan valve sitting agar klep besar tadi bisa duduk manis. Proses pengerjaan meliputi pembuatan bos klep hingga pergeseran derajat dudukan (bibir) klep.

Tak hanya membuat ‘rumah’ baru untuk dua buah batang klep yang dikerjakan dengan api las, bos klep model ulir yang memakai material bronze atau kuningan ikut dipersiapkan. “Nantinya, bos klep model ulir terpasang ke kepala silinder dengan cara diputar layaknya memasang mur,”

Namun hal ini tak berlaku bila diameter payung klep masih kriteria stage 1. Pengerjaan rumah bibir klep hanya sebatas pembesaran dengan mesin cutting khusus. Rumah batang klep tak perlu geser dengan menutup lubang lama (dicor) dan membuat lubang baru. “Makanya biaya juga relatif murah,” lanjut si botak,hehe :D

Sebagai perbandingan saja, merombak diameter klep dengan yang lebih besar (25,5 dan 21,5 mm), kena biaya sekitar Rp 300 ribu di luar belanja klep (Rp 80 ribu).

Sementara pemakaian klep mobil alias stage 3 bisa memakan biaya modifikasi antara Rp 500-700 ribu tergantung spesifikasi dan material (bahan) yang digunakan. Klep Toyota Camry bisa mencapai Rp 180 ribu dan klep seri ‘EE’ dipatok sekitar Rp 190 ribu.

Efek Gonta-Ganti Penggunaan Oli Pada Motor



Bicara soal pelumas mesin motor, ternyata cukup banyak motormania yang masih bingung. Tak heran kalau redaksi kerap dibanjiri pertanyaan seputar oli. Seperti apa efeknya terhadap mesin bila suka gonta-ganti oli. Lalu bagaimana cara yang benar jika ingin mengganti oli dengan merek lain. Trus seperti apa dampaknya bila menggunakan oli mobil di motor dan sebagainya.

Nah, biar lebih detail, kami coba membuat beberapa draft pertanyaan seputar oli motor ini. Kemudian kami coba minta bantuan ahlinya untuk menjelaskannya buat Anda. Namun di edisi minggu ini, akan dibahas lebih dulu soal efek jangka pendek maupun jangka panjang terhadap mesin bila sering gonta-ganti oli merek lain.



Sebaiknya lakukan flushing dulu sebelum menuang oli baru dengan merek berbeda
Soal ini siboss AFM mengatakan tidak akan terlalu berdampak negatif terhadap mesin. Dengan catatan selama grade dan kelasnya sama.

“Namun sebaiknya gunakan merek yang setara di pasaran. Dan perlu dipahami bahwa fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas. Tapi juga sebagai perendah efek gesekan, untuk mendinginkan, sebagai penyekat/sealing, buffer (penahan impact yang besar) atau stress dissipation, mencegah karat serta membersihkan kotoran di dalam mesin,” tambahnya.

Sedang tanggapan dari Mr. kenthang, Tecnical Service  PT Astra Honda Motor (AHM), bilang dalam pemilihan oli hendaknya memperhatikan spesifikasi untuk mesin motor dimaksud. “Mulai SAE, API Service serta JASO-nya,”

Akan tetapi, lanjut kenthang, tiap produsen terkadang punya tambahan aditif tertentu untuk menunjang performa dari oli tersebut. Sehingga ia menyarankan hendaknya konsumen tidak sering menggonta-ganti oli beda merek. Karena dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja oli tersebut terhadap mesin.

Reiner Sitorus, Senior Manager Spare Parts & Service Dept. Marketing Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) pun senada kenthang. “Soalnya dikhawatirkan kalau formula aditifnya berlainan, ketika tercampur (oli lama dengan oli baru beda merek) akan membuat kinerja oli barunya jadi tak sempurna. Boleh-boleh saja sih ganti oli lain merek. Asalkan speknya sesuai dan sebelum menuang oli baru, yang lama sebaiknya di-flush lebih dulu,” saran Reiner.

Lantas apa efeknya bila menggunakan oli dengan grade yang tidak sesuai (lebih rendah atau lebih tinggi) dari anjuran pabrik? pabrikan pastinya punya tujuan tertentu dalam merekomendasi mesin hasil produksinya dengan oli yang direkomendasi.



Perhatikan spek oli yang hendak ditebus dengan teliti. Mulai dari API Service, SAE maupun JASO-nya
“Pengaruh paling terasa adalah ‘konsumsi oli’ dan dampak penggunaan oli terhadap konsumsi bahan bakar. Namun grade rendah belum tentu gak cocok. Tergantung peruntukan mesin itu sendiri. Sebalik grade lebih tinggi juga belum tentu cocok,”  Hal tersebut, lanjutnya, belajar dari kasus keluhan konsumen yang pihaknya alami.

"Konsumen kami itu memiliki mobil Eropa pengguna oli bermerek terkenal. Sisa oli mobilnya itu digunakan untuk sepeda motor sportnya. Tapi akibatnya motor tidak bisa ‘lari’ lantaran kopling selip. Karena oli mahal untuk mobil biasanya terdapat Logo ‘DONUT’ yang bertuliskan ‘CONSERVING II’. Itu artinya kadar additive (teflon), persentasenya lebih banyak dari oli biasa. Dampaknya pada kopling sepeda motor bebek atau sport yang terendam, akan selip karena tidak dirancang menggunakan oli tersebut,” tutur Abidin.

Lain halnya yang dikatakan kenthang. “Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja dan beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,” tukasnya.

"Grade biasanya menentukan oli tersebut cocoknya untuk mesin seperti apa. Soalnya makin ke sini mesin dirancang makin presisi. Sehingga butuh oli dengan grade yang sesuai peruntukkannya. Sebab kalau pakai oli yang diperuntukkan buat mesin motor keluaran lama, bisa berdampak negatif pada mesin itu sendiri ...

papas head tiger?? iki batesane :D


Gbr 3
Kepala silinder memegang kunci penting pada mesin. Mulai dari lokasi camshaft, klep, busi hingga penentu besarnya kompresi. Nah dengan kompresi inilah pembakaran yang sempurna bisa dicapai. Tetapi seiring dengan bejalannya waktu pemakaian, kompresi ini bisa saja menjadi turun rasionya.

Hal lain, keinginan untuk membuat tunggangan bisa lari lebih cepat. Dengan rasio kompresi lebih tinggi, tentu pembakaran pun lebih cepat dan mesin akan lebih responsif saat diajak melaju cepat.

 

Penyebabnya beragam, mulai dari klep yang tidak menutup rapat, hingga karena piston sudah oversize alias diperbesar diameternya. Maklum saja, jika diameter sudah membesar, maka volume pun bertambah, sehingga kompresinya pun berubah, menjadi turun.

Agar rasio kompresinya menjadi naik, perlu dilakukan pemapasan bagian kepala silinder. Tetapi, soal mengikis bagian ini tak bisa asal kikis saja, ada batasannya. "Untuk mesin masih standar, tentu ada batas maksimalnya," ungkap kepala AFM bengkel racing ini :D

Menurutnya, hanya bisa dilakukan pemapasan paling banyak 0,5 mm saja dari kondisi aslinya. Sebab, kalau terlalu banyak rasio kompresinya menjadi terlalu tinggi. "Perlu bahan bakar yang oktannya lebih tinggi lagi," tuturnya. Jika dibiarkan, akan terjadi detonasi alias ngelitik.

"Detonasi bisa terjadi kalau rasio kompresi terlalu tinggi," katanya. Tentu, kalau tetap dibiarkan, akan berefek merugikan bagi mesin. Terutama pada piston.

Detonasi alias ledakan terlalu dini ini menyebabkan permukaan piston menjadi ‘luka' (gbr.1) dan bisa berefek lebih fatal bila dibiarkan. Kecuali memang tujuannya untuk kompetisi, yang menggunakan bahan bakar beroktan lebih tinggi dari yang dijual di pasaran.

Hal lain perlu diperhatikan saat memangkas kepala silinder adalah rantai noken as bisa menjadi kendur. Sebab, jarak semakin mendekat. Apalagi kondisi ini tak bisa dikembalikan seperti semula, kecuali mengganti utuh kepala silinder baru. Tentu harga kepala silinder ini pun cukup mahal.


Gbr 1

Gbr 2
Memang, ada tensioner (gbr.2) yang membuat rantai ini selalu dalam ketegangan yang optimal, namun ketika pemapasan kepala silinder terlalu banyak tidak bisa dilakukan optimal lagi. Kalau rantai ini kendur, akan terdengar suara berisik ketika mesin sedang bekerja. Selain membuat tidak nyaman, juga akan merusak beberapa komponen yang berhubungan dengan rantai tersebut jika dibiarkan.

Apa yang bisa dilakukan ketika terjadi kondisi seperti ini? Tentunya dengan memberikan jarak lebih jauh lagi. Bisa dengan menambahkan paking cylinder head. Dengan konsekuensi rasio kompresinya pun akan menurun.

Namun, ketika ingin menaikkan kompresi Honda Tiger, bisa saja menggunakan cara lain yang relatif lebih aman. Maklum saja piston dari motor sport berlambang sayap ini memiliki banyak saudara kandung.

Dengan diameter piston berukuran 63,5 milimeter, kembaran dari satu pabrikan ini pun ada. Bisa menggunakan piston dari Honda Mega Pro. Dengan permukaan piston lebih cembung alias dome (gbr.3), otomatis kompresinya lebih tinggi ketimbang piston Honda Tiger yang permukaannya rata...

Usah Bingung Pilih Piston Cembung

Sebagai jantung dari mesin, piston memiliki peran penting soal tenaga yang dihasilkan. Dengan kompresi yang dibuatnya, ledakan campuran bahan bakar pun akan memanfaatkan piston sebagai satu-satunya sumber penggerak di mesin.

Memang kerjanya cukup berat, bahkan untuk keperluan meningkatkan performa lebih dahsyat, piston pun memerlukan perlakuan berbeda. Salah satunya lewat mengganti bentuk seher dengan permukaan lebih cembung alias piston dome atau jenong.




Kubah silinder, volume ruang kompresi berada di sini

Piston flat, relatif kompresi kurang dari 10:1


Ketinggian dome diukur dari bibir piston (pake sigmat)
 

Tujuannya agar kompresi yang dihasilkan lebih tinggi. Sebab dengan permukaan piston yang lebih menonjol volume ruang kompresinya pun semakin sempit sehingga tekanannya menjadi lebih besar. Dengan begitu Rasio kompresinya pun meningkat.

Menurut al faried, "sibos besar afm bengkel racing" bilang kalo rasio kompresi penggunaan piston jenong ini bisa mencapai 15:1. Tentu di bawah itu pun bisa juga. "Bisa disesuaikan sama rasio kompresi yang diinginkan," ujarnya.

Untuk mengetahuinya bisa dilakukan dengan buret. "Jadi dengan kondisi kepala silinder terpasang dan piston berada pada Titik Mati Atas, lantas diburet," ujarnya. Dari sana cairan yang masuk akan diketahui berapa cc isi dari ruang kompresinya (buret).

Setelah diketahui berapa cc dari buret tadi, akan didapat rasio kompresinya. Dengan perhitungan Rasio kompresi = (volume mesin + volume buret) : volume buret. Sementara volume mesin didapat dari perhitungan Volume mesin = 0,785 x diameter piston x diameter piston x langkah piston.

Misal piston berdiameter 54 mm, dengan langkah 62 mm, berarti volumenya 0,785 x 54 x 54 x 62 = 142 cc. Lalu setelah diketahui volume buret adalah 15,9 cc, maka rasio kompresinya (142+2) : 15,9 = 9:1 itu dalam kondisi standar.

Jika ingin menaikkan kompresinya, misalkan menjadi 13:1 maka diperlukan volume ruang kompresi yang berbeda. "Di sana diperlukannya piston jenong," tutur Akiang. Maka diperlukan ruang kompresi 142/(13-1)= 11,8 cc. Dari sana bisa ditentukan piston jenongnya, diukur menggunakan buret juga dengan cara sama.

Jadi, dalam memilih piston jenong tak bisa asal jenong saja, mesti dicocokkan dengan volume mesinnya dulu. "Di pasaran ketinggian dome pun berbeda-beda, tergantung cc (volume, red) mesinnya," ungkap si botak ini lagi,wkwkwkwk...

Misalkan pada motor 115 cc, ketinggiannya 5 mm, sementara untuk 125 hanya 3 mm saja. "Untuk mengukur ketinggian dome-nya diukur dari bibir piston," ujarnya. Sementara untuk memilih piston yang berkualitas, menurut lelaki yang memiliki tim balap itu, bisa dengan mencari referensi pengguna yang sudah memakai piston itu.

"Kualitas piston ini memang baru ketahuan setelah dicoba dulu," katanya. Misal dalam ajang balap, dengan kondisi yang tentunya cukup ekstrem....
silahkan mencoba breww.... :D